Untukmu yang Mungkin Terluka



Hai kamu, baik-baik saja kan? Ternyata lama juga aku tak menyapamu. Apa kabar? Kau baik kan?

Aku takut untuk menyapamu kembali setelah beberapa waktu berlalu. Mungkin kau bertanya, mengapa?

Tapi maaf, aku pun tak tahu kenapa. Akhir-akhir ini aku sering tak menemukan jawaban atas setiap pertanyaan dalam hidupku. Terlalu banyak repitisi kehambaran,dan rasanya seperti mati rasa. Sulit, sulit untuk dijelaskan dalam sebuah kalimat panjang.

Hanya saja, aku ingin menyapamu melalui tulisan ini, karena aku tak ingin berinteraksi dulu dengan terlalu banyak orang di luar keseharianku. Terlalu ramai suara di dalam kepalaku, dan aku tak ingin kau menambah keramaian itu.

Kau tahu? Aku begitu menyukai keheningan dan ketenangan, menyukai obrolan panjang yang menenangkan, dan menyukai kesendirian hampir di setengah waktuku. Tak ada yang menarik bukan? Ya inilah aku.

Hanya saja jika suatu saat kau merasa betapa membosankannya diriku ini, aku akan mempersilahkanmu pergi. Aku sudah terbiasa begini. Beberapa ada yang datang, menyapa dengan segala keingintahuan, kemudian pergi tanpa berpamitan. Bahkan yang sudah lama tinggal pun pergi tanpa tahu kemana ia kini. Santai saja, aku pandai menormalisasi hal-hal seperti ini.

Atau, jika mungkin kau terluka dengan segala keheninganku, aku tak akan meminta maaf. Aku tak memintamu memahami, karena itu bukan hakmu. Aku hanya ingin kau tahu, bahwa di dunia ini, ada orang-orang yang sulit diprediksi, sulit untuk dipahami, dan sulit untuk dimengerti. Dan itu, mungkin aku.

Hanya saja jika kau masih ingin bertahan dan bersabar untuk bercerita denganku kini, aku memintamu, beri aku waktu untuk menikmati keheninganku. Karena beberapa yang sudah berjajar rapi dalam kepalaku, minta untuk ku selesaikan dalam keheningan. Terlalu egois bukan? 

Aku menghargai kesabaranmu dan semoga Tuhan selalu menjagamu.

 


-Orion-

Komentar