Semu (2)



Kau, tiba-tiba berdiri disana, diantara kerumunan masa. Terpaku. Aku yang menyadari keberadaanmu, buru-buru menepuk pundakmu seraya bertanya, bagaimana bisa kau disini?


Kau tersenyum, menarikku dari keramaian untuk menepi. Seraya mengucap kalimat panjang yang membuatku lupa bahwa realitaku sedang tertidur saat ini.


Susah payah aku merangkak dari ruang asa, kau dengan seenakmu hadir menyapa dalam mimpi lelahku. Pun jika aku tak terbangun, aku tak sadar bahwa semua rangkaian cerita utopis ini adalah semu.


Aku memaksakan diriku untuk meyakini bahwa ini adalah semu. Terlalu ramai pikiranku dan terlalu lelah badanku untuk mengurusi remuk redam perasaanku.


Disaat aku berjalan menuju garis finish dalam kompetisi melupakanmu, kau justru secara semu hadir menyapa dengan senyum dan hangat. Egois memang.


Aku dengan pertahananku, bahwa tak ada harap, bahwa pamit tidaklah sulit. Bahwa ku kira ada pintu yang terbuka, tanpa sempat aku masuk, pintu itu kini tertutup kembali. Bahwa semuanya usai.

Terinspirasi dari lagu Taylor Swift Guilty as Sin

Komentar