Untuk Sosok Malaikat Tanpa Sayap yang Ku Sebut 'Ayah'

 


Untuk sosok malaikat tanpa sayap yang ku sebut sebagai Ayah. Yang selalu menjadi cinta pertama setiap anak perempuannya, dan tak pernah tergantikan.

Aku menulis ini mewakili perasaan setiap anak perempaun yang memiliki ayah yang luar biasa seperti engkau. Bukan artinya aku melupakan ibu, aku hanya ingin menunjukkan bahwa engkau juga begitu berharga, dan hari tentangmu juga patut dirayakan selayaknya Hari Ibu. Pun jika mereka adalah seorang anak perempuan, mereka pasti paham seberapa berharga cinta yang ia dapat dari lelaki keren yang membuatnya jatuh cinta bahkan sebelum ia tahu bagaiamana cara membuka mata.


"Hai Ayah, ijinkan aku mengungkapkan imajinasiku dan memoriku setiap aku mendengar kata ayah dimanapun aku berada;

Sesosok lelaki yang tak berhenti tersenyum dan bersyukur saat dirinya tahu bahwa di dalam perut belahan jiwanya, telah bersemayam satu nyawa baru yang akan merubah rasa hidupnya kedepan. Tak pernah sedetik pun ia lupa untuk memastikan, bahwa sosok kecil itu harus ia jaga dan ia rawat sekuat yang ia bisa.

Seiring perkembangannya, setiap hari ia lantunkan doa, agar malaikat kecil yang ia harapkan, selalu sehat sampai waktunya mereka berjumpa. Dan saat waktu perjumpaan itu tiba, air matanya sungguh tak kuasa untuk ditahan. Ia lantunkan suara adzan dengan terbata sambil menahan air mata yang tak kunjung surut juga.

Ia warnai hari-hari malaikat kecilnya dengan warna yang berbeda-beda. Kadang putih, kuning,  merah, biru dan sesekali warna abu-abu mewarnai hari-harinya. Ia goreskan berbagai cerita dan rasa. Kadang terasa manis, kadang hambar. Yeng jelas ia selalu berupaya agar tak terasa pahit.

Ia berikan yang terbaik untuk segalanya. Ia sembunyikan segala peluh, resah, dan air mata yang terkadang mengalir tanpa ia rasa.

Hingga, hari itu tiba. Saat malaikatnya itu, tak lagi seorang malaikat kecil.

Dia telah bertumbuh menjadi seseorang yang mulai berdiri dengan kaki-kakinya, menentukan arah kemudinya. Serta memilih sendiri apa yang akan ia lakukan. Ia letakkan sayap yang dulu kau berikan. Karena kini, dia telah memiliki kekuatan untuk menapakkan langkah kakinya.

Dan saat itulah malaikatmu benar-benar sadar, betapa semua kemudahan yang ia dapat, semua cinta yang ia terima adalah berkatmu. Semua kekuatan yang ia miliki untuk berjalan adalah karena kau telah mengajarkannya.

Hingga semakin jauh ia melangkah, semakin besar pula rasa cintanya padamu, berbanding lurus dengan rasa bersalahnya padamu.

Cinta yang membuatnya kuat, cinta yang tak sebanding dengan apapun yang ada di dunia. Cinta yang kemudian menghadirkan cinta yang lain. Barangkali, andai ia bisa menggantikan semua rasa sakit yang pernah kau rasa, ia bersedia. Walaupun ia tahu, kau tak akan pernah  mau melakukannya

Cinta itu semakin besar, hingga ia bersedia memberikan segala yang ia punya sepanjang masa.

Ayah terimakasih untuk segalanya, aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku sampai kapanpun. Mari kita bahagia bersama dan menghabiskan waktu dengan berbagi banyak cerita.

Percayalah, putrimu begitu bahagia dengan segala cerita hidup yang telah ia lalui, dan setiap makna yang ia rasakan. Pun dengan segala memori yang terbentuk sejak ia belajar membuka mata."


Untuk Ayah yang ada di seluruh dunia, terimakasih atas seluruh cintamu pada anak-anakmu. Terimakasih telah membangun beragam cerita dalam hidup mereka. Sungguh engkau luar biasa. Terimakasih karena telah mengajarkan kami untuk berani, untuk kuat dan bersyukur atas setiap rasa yang hadir dalam hidup kami. Terimakasih karena selalu memastikan bahwa kami hidup dengan baik dan layak hingga saat ini. Andai kami diminta untuk menilai seberapa berharga dan sayangnya kami padamu, sungguh tak ada satuan dan besaran yang cukup untuk mendefinisikannya.

Tetaplah sehat dan bahagia, sebagaimana kau bahagiakan hidup kami hingga saat ini. Ayah, terimakasih karena telah hadir dalam hidup kami yang kadang menyesakkan ini, berkat engkau kami bisa ada disini sampai saat ini.

Untuk Ayahku tercinta, aku mencintaimu sampai kapanpun dgn satuan dan besaran yang semakin besar setiap waktunya.

Selamat hari Ayah, untuk seluruh Ayah. untuk yang akan menjadi Ayah, untuk yang telah menjadi Ayah, dan untuk yang selalu abadi menjadi Ayah walau raga tak lagi  di dunia ini.

 

Komentar

Posting Komentar