Ia bergerak
melambat
Melawan
rotasi peradaban
Atau berirama
dengan rembulan
Langkahnya
beraturan
Kadang seirama, lebih sering tak bersama
Matanya
nyalang
Tapi, sering
kabut menutup pancarannya
Padanya
sebuah senyuman sering terasa semu
Tapi kadang
ketulusan terasa hanya dari tatap matanya
Ia selalu merasa kalah, ingin menepi, tak terlihat
Tapi kompetisi selalu mengajaknya bertaruh
Padanya sebuah bisikan sering terdengar
Padanya sebuah harapan pasti bersinar
Padanya masalalu harus berakhir
Padanya sebuah mimpi siap untuk bergulir
Padanya sering terdengar sayupan
“Apa aku sungguh berarti?”
Komentar
Posting Komentar