Jadi, pagi ini sambil menunggu pekerjaan selesai, saya mencoba membaca beberapa tulisan dari blog seorang kawan yang luarbiasa keren di nenghepi.com, entahlah kadang saat merasa membutuhkan sesuatu untuk mengisi kekosongan pikiran, saya suka membaca tulisan-tulisan disana. Dan setiap selesai membaca seringkali merasa, “Hah kenapa selalu ngena langsung sih”.
Menjadi dewasa dengan segala kompleksitas pola pikir, membuat
saya merasa bahwa masa dewasa yang dulu saya idamkan ketika masih kecil ternyata tak
seindah realita yg dijalani. Sering pula menyadari, mungkin karena usahaku tak
pernah maksimal dalam menyongsong masa ini.
"Aku yang terlalu lama berendam dalam zona nyamanku dan aku yang terlalu malas untuk bergerak adalah dua hal yang ingin ku hapus dari diriku saat dulu dan kini".
Kadang, ketika saya mencoba mengingat garis waktu masa lalu, saya sadar bahwa apa yang saya kerjakan saat ini adalah bagian dari doa yang dulu selalu saya sampaikan di sepertiga malam. Agaknya diri ini terlalu
memaksa Tuhan dengan keinginan pribadi, karena ternyata setelah semuanya terjadi, sering saya menyesali doa saya dulu.
Dan sekarang saya tahu bahwa meminta yang terbaik versi Tuhan
sesungguhnya adalah salah satu cara terbaik untuk melewati kehidupan, well
terdengar pasrah. Tapi, setelah menjalani apa yang pernah saya paksakan pada Tuhan, saya tahu bahwa yang paling tahu apa yang terbaik untuk saya adalah Tuhan.
Sejujurnya, ada benarnya juga sih, pun ada banyak makna kehidupan yang saya dapatkan
selama proses mendewasakan diri ini. Makna perjalanan yang merubah total sudut
pandang serta cara saya menghargai kehidupan. Sayangnya diri ini lebih bahagia apabila makna
hidup lain yang berubah haha.
Merasa telah melalui banyak hal dalam proses berjuang, tapi
tetua bilang diri ini kurang tekad. Dan cukup dengan satu kalimat itu, semua insecurity
telah merajai kepala saya hingga hari ini. Saya telah mencoba berbagai peruntungan dan usaha untuk memasuki dunia lain. Sayangya entah kenapa jalan yang dilalui selalu terjal dan
berkelok karena terganjal banyak hal.
Sebenarnya bukan perkara menyalahkan satu dua hal ya, sayangnya saya memang sering merasa terjebak dalam sebuah kubangan masa lalu, menyedihkan.
Rasanya kok hidup menyalahkan keadaan terus sih? Iya ya, kayak gini nggak boleh diterus-terusin, nggak baik ternyata. Ketika diri ini sudah berdamai dengan keadaan, sudah belajar banyak hal tentang syukur, jika terus-terusan menyalahkan keadaan yang ada malah bikin stuck.
Baik, saya kasih tips saja ya agar kuat dan aman menyongsong masa dewasa. Dan ini juga beberapa hal yang sedikit mulai saya terpakan untuk diri sendiri.
- 1. Berdoa menjadi apapun yang kamu ingin boleh kok, nggak salah. Tapi pastikan doa mu ini menjangkau lini waktu yang panjang, jadi realistis juga ya kalau berdoa dan jangan lupa minta ditunjukkan versi terbaiknya Tuhan.
- 2. Terbiasalah bekerja keras sedari dini. Serius membangun daya juang tuh kalau nggak dari awal susah bro.
- 3. Jika ternyata bayangan dewasa dan realita dewasa yang sekarang jauh berbeda, pertama coba berdamailah dengan dirimu sendiri kemudian perbanyak syukur, tapi tapi tetep usaha ya biar nggak terkesan omdo.
- 4 Lakukan apapun yang ada di depan mata dengan sebaik mungkin walaupun itu bukan yang kamu inginkan. Menjadi dewasa beriringan dengan menjadi lebih bertanggung jawab ya.
- 5. Mencintai dirimu sendiri adalah cara terbaik untuk menghargai semua yang telah kamu lakukan.
"Sebenarnya kamu mau nulis apa sih Kak?"
Entahlah, intinya cuma menyampaikan menjadi dewasa itu amat berat, dan berdamai dengan diri sendiri adalah solusi terdekat untuk menghadapinya.
Oh ya percaya sama konsep adilnya Tuhan ya. Serius, kalau kamu kurang di satu hal biasanya Tuhan kasih kamu lebih di hal lain. Pun kalau Tuhan belum menitipkan di kamu rejeki yang berlebih, bisa jadi rejeki itu sudah dititipkan di orang tuamu atau pada kesehatanmu. cheers
Berdamai dengan diri sendiri adalah another level betapa menjadi dewasa ga mudah, Mbak Ul. But, we know if we have Yang Maha Kuat :) Bismillah. Sumpah, kayak nulis di blog dan ada tulisanmu juga, berasa bahwa perasaan "lelah menjadi dewasa ini" kadang valid.
BalasHapusMari kita berjuang untuk menjadi dewasa dengan versi terbaik kita. Fighting... Thanks ya Mba selalu support dan baca tulisan random ini :-*
BalasHapus